Thursday, May 31, 2012

Ketidaktahuan

Ketidaktahuan atau ignorance menghalangi proses berpikir kritis, untuk itu perlu untuk terus belajar secara luas dan mendalam

Oleh Robert Todd Carrol, 2004

Mungkin kendala terbesar dalam berpikir kritis adalah ketidakpedulian (ignorance): tidak adanya pengetahuan latar belakang mendasar mengenai subjek yang dibahas. Ketidakpedulian berbeda dengan kebodohan, yang berhubungan dengan tidak adanya, atau penerapan yang tidak kompeten pada kecerdasan. Ketidakpedulian berhubungan dengan tidak adanya informasi atau pengetahuan.

Mungkin tidak ada yang paling mengkendalai berpikir kritis daripada tidak adanya kosakata yang sesuai. Menggunakan kamus yang baik sering merupakan cara yang cepat dan efisien untuk mengatasi salah satu kendala utama berpikir kritis. Lagi pula, bila anda tidak memahami apa yang dimaksud oleh orang lain, anda tidak dapat menilai dengan baik kalimat atau argumen orang tersebut.

Tanpa pemahaman yang kuat pada prinsip dasar dan keyakinan yang diterima dalam bidang tertentu, mustahil menilai kebenaran, relevansi atau kecukupan bukti yang diajukan untuk mendukung posisi dalam bidang tersebut. Tanpa latar belakang pengetahuan mengenai subjek, seseorang tidak dapat mengetahui apakah klaim tersebut cukup jelas atau apakah material yang relevan telah diajukan. Singkatnya, seseorang dapat menjadi seorang ahli keterampilan berpikir kritis, namun tanpa pengetahuan keterampilan tersebut tidak berguna dengan baik.

Seorang pemikir kritis yang baik tahu kalau kesimpulan, keputusan atau tindakan mesti berpengetahuan. Ia tahu kalau pemikiran terbaik dilakukan saat semua data yang sesuai diajukan. Berpikir kritis memerlukan kemampuan membaca dan meneliti dengan terampil. Ini memerlukan kerja keras, dan tidak ada penggantinya.

Seorang pemikir kritis harus tahu bagaimana menggunakan bank data perpustakaan dan komputer untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Dan karena seringkali mustahil melakukan penelitian sendiri, seorang pemikir kritis harus juga terampil dalam menilai klaim dari para pakar dan otoritas dalam beragam bidang.
Sumber: FaktaIlmiah.com

No comments:

Post a Comment